Garuda Indonesia Optimalkan Armada Usai Suntikan Dana Danantara
- Selasa, 23 September 2025

JAKARTA - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) mulai menyiapkan langkah strategis setelah menerima suntikan dana segar dari sovereign wealth fund Indonesia, Danantara.
Maskapai pelat merah ini mendapatkan kucuran dana melalui mekanisme shareholder loan (SHL) senilai Rp6,65 triliun, yang sudah mulai dicairkan secara bertahap sejak Juni hingga September 2025.
Dana ini menjadi bagian penting dalam upaya Garuda memperkuat kinerja operasional sekaligus menata kembali armada pesawat yang dimilikinya.
Baca Juga
Direktur Niaga Garuda Indonesia, Reza Aulia Hakim, menyampaikan bahwa alokasi dana dari Danantara sebagian besar difokuskan untuk optimasi armada anak usaha GIAA, yaitu Citilink.
“Dari dana itu, Citilink diproyeksikan bisa merestorasi 15 armada pesawat, dan meningkatkan jumlah armada dari 21 armada per Agustus 2025, menjadi 36 armada pada akhir 2025,” ujar Reza dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI,.
Menurut Reza, suntikan dana dari Danantara diharapkan dapat mendorong perbaikan kinerja bisnis Garuda sehingga kondisi keuangan maskapai bisa membaik. Saat ini, GIAA masih menghadapi tantangan berupa kerugian dan ekuitas negatif, di mana total liabilitas lebih besar dibandingkan aset yang dimiliki. Per kuartal I/2025, aset Garuda tercatat US$6,45 miliar, sementara liabilitas mencapai US$7,88 miliar, sehingga ekuitas masih negatif.
Meski masih merugi, ada indikasi perbaikan. Rugi bersih yang dibukukan GIAA pada kuartal I/2025 tercatat US$76,48 juta, lebih rendah dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar US$87,03 juta.
Reza menekankan, SHL dari Danantara merupakan langkah restorasi strategis untuk mengubah armada yang sebelumnya menjadi sunk cost menjadi revenue generator. “Ini perlu waktu agar nantinya kami menangkan kompetisi masuk ke rute yang profitable,” tambahnya. Dia menegaskan bahwa dampak positif dari suntikan modal ini kemungkinan akan terasa pada tahun depan.
Sebelum realisasi dana, Garuda Indonesia mengajukan proposal resmi kepada Danantara pada 21 Mei 2025. Setelah proses evaluasi sekitar dua bulan, Danantara akhirnya menyuntikkan dana US$405 juta atau setara Rp6,65 triliun melalui mekanisme shareholder loan. Rencananya, total dukungan pembiayaan dari Danantara akan mencapai US$1 miliar. Dari total suntikan awal, PT Citilink Indonesia akan menerima SHL sebesar Rp4,83 triliun, sementara Garuda Indonesia menerima sisanya Rp1,82 triliun.
Fokus awal penggunaan dana difokuskan pada perawatan dan peningkatan kesiapan operasional armada Garuda Indonesia Group, termasuk Garuda sebagai full service carrier (FSC) dan Citilink sebagai low cost carrier (LCC). Langkah ini juga diharapkan menjadi fondasi bagi transformasi jangka panjang untuk optimalisasi kinerja operasional dan finansial maskapai.
Menurut Reza, strategi ini merupakan bagian dari agenda Garuda untuk menjadi maskapai berkelanjutan, dengan memanfaatkan armada secara efisien, memperkuat rute yang menguntungkan, dan memaksimalkan revenue dari aset yang ada. SHL dari Danantara menjadi salah satu solusi untuk menjaga kontinuitas operasional sambil menata ulang struktur keuangan maskapai.
Dengan dukungan modal ini, Garuda Indonesia dapat melakukan pemeliharaan armada secara intensif, termasuk perbaikan dan peningkatan kesiapan pesawat. Citilink yang sebelumnya memiliki 21 armada per Agustus 2025, ditargetkan memiliki 36 armada pada akhir tahun. Hal ini akan meningkatkan kapasitas operasional sekaligus memperluas cakupan rute, sehingga maskapai bisa bersaing lebih kompetitif di pasar domestik.
Ke depannya, kolaborasi antara Danantara dan Garuda Indonesia diharapkan tidak hanya bersifat finansial, tetapi juga strategis. Transformasi yang direncanakan akan menitikberatkan pada peningkatan efisiensi operasional, optimalisasi rute, dan penyesuaian strategi bisnis sesuai tren pasar.
Upaya ini sekaligus menjadi langkah persiapan Garuda menghadapi permintaan penumpang yang terus meningkat setelah pandemi, dan memperkuat posisi di sektor penerbangan domestik maupun internasional.
Secara keseluruhan, suntikan dana Rp6,65 triliun dari Danantara menjadi momentum penting bagi Garuda Indonesia untuk memulihkan kinerja keuangan, menata ulang armada, serta memperkuat posisi di industri penerbangan. Strategi ini diharapkan memberi efek jangka panjang berupa peningkatan pendapatan, efisiensi operasional, dan keberlanjutan bisnis Garuda dan Citilink sebagai bagian dari Garuda Indonesia Group.

Mazroh Atul Jannah
Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Wijaya Karya Catat Kontrak Baru Rp5,24 Triliun Hingga Agustus 2025
- Selasa, 23 September 2025
Jadwal dan Rute Kapal Pelni KM Tatamailau Merauke-Bitung 23 September 2025
- Selasa, 23 September 2025
Terpopuler
1.
Produksi Batu Bara RI 2025 Baru Capai 68 Persen
- 23 September 2025
2.
Penyaluran Rumah Subsidi FLPP Capai 178 Ribu Unit
- 23 September 2025
3.
Rekomendasi Rumah Murah di Kudus Cocok Untuk Hunian dan Investasi
- 23 September 2025
4.
Kementrian ESDM Dorong Swasta Kembangkan Proyek DME Batu Bara
- 23 September 2025
5.
Proyek Tol Bocimi Dikebut, Tersambung hingga Sukabumi Timur
- 23 September 2025