PLN Indonesia Power dan PGE Sinergi Majukan Energi Panas Bumi untuk Masa Depan

Senin, 28 Oktober 2024 | 18:38:19 WIB

Jakarta – PLN Indonesia Power (PLN IP) bersama Pertamina Geothermal Energy (PGE) bersinergi dalam pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), yaitu Ulubelu Binary Unit berkapasitas 30 MW dan Lahendong Binary Unit berkapasitas 15 MW. Kolaborasi ini merupakan langkah strategis yang mendukung upaya Pemerintah Indonesia, melalui BUMN, untuk memaksimalkan potensi Energi Baru Terbarukan (EBT) dalam rangka mencapai target Net Zero Emission 2060.

Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan Consortium Agreement antara PLN Indonesia Power dan Pertamina Geothermal Energy, dalam rangkaian acara Indonesia International Geothermal Convention and Exhibition (IIGCE) ke-10 di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan. Penandatanganan tersebut disaksikan langsung oleh Presiden RI Joko Widodo, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN Agus Harimurti Yudhoyono, Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo, dan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati.

Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa Indonesia merupakan pemilik 40% dari potensi panas bumi dunia, yang mencapai 24.000 MW. Oleh karena itu, energi panas bumi harus terus dikembangkan guna memenuhi kebutuhan listrik dengan emisi rendah dan mendukung ekonomi hijau.

"Indonesia berkomitmen menjadi bagian dari langkah global dalam membangun ekonomi hijau dan mengembangkan industri hijau. Ini merupakan komitmen yang telah saya sampaikan di berbagai kesempatan," ujar Presiden Joko Widodo.

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menambahkan, saat ini kapasitas listrik nasional mencapai 93 GW, di mana 13,7 GW (15%) di antaranya berasal dari EBT. Energi panas bumi menjadi instrumen penting untuk meningkatkan porsi EBT dalam bauran energi nasional.

"Saat ini, kapasitas pembangkit panas bumi Indonesia mencapai 2,6 GW, menjadikannya yang terbesar kedua di dunia. Selama 10 tahun terakhir, pertumbuhannya telah meningkat dua kali lipat," jelas Bahlil.

Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra, menekankan bahwa pembangkit panas bumi merupakan andalan dalam pengembangan EBT. Oleh karena itu, PLN IP melakukan terobosan dengan menggandeng PGE.

"Kerja sama ini merupakan langkah strategis dalam memanfaatkan potensi panas bumi secara optimal," kata Edwin.

Edwin menjelaskan, kerja sama dengan PGE meliputi pengembangan PLTP Cogeneration (Binary Unit) di Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) milik PGE, dengan total kapasitas mencapai 230 MW. Proyek yang akan dikembangkan meliputi PLTP Ulubelu Binary Unit (30 MW) dan PLTP Lahendong Binary Unit (15 MW).

"Proyek ini mendukung percepatan transisi energi serta kebijakan nasional dalam mencapai National Determined Contribution (NDC) dan target Net Zero Emission," tambah Edwin.

Direktur Utama Pertamina Geothermal Energy, Jufli Hadi, menegaskan bahwa kolaborasi antara PGE dan PLN IP merupakan kunci dalam percepatan pengembangan energi panas bumi.

"Kolaborasi adalah kunci dalam menciptakan ekosistem yang mendukung percepatan pengembangan panas bumi di Indonesia. Kerja sama ini akan memberi manfaat besar dan berkelanjutan, baik untuk kedua perusahaan maupun Indonesia dan dunia," ujar Jufli.

Terkini